Cara menghindari hal-hal negatif saat Anda putus cinta.

0 comments
Sedih dan kecewa saat putus cinta merupakan hal wajar. Tapi, jangan biarkan diri Anda merasa depresi dalam waktu lama. Caranya adalah dengan menghindari hal-hal berikut saat Anda putus cinta.
1. Terus menerus dengarkan lagu sedih
Jangan dengarkan lagu cinta kesukaan Anda dan mantan kekasih. Apalagi mendengarkannya di kamar sendirian. Hal itu hanya akan membuat Anda makin depresi. Hilangkan juga lagu-lagu sedih di playlist pemutar lagu Anda. Musik bisa mengubah mood dan emosi dalam sekejap. Jadi, hindari mendengarkan lagu-lagu melankolis setelah putus.
2. Rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang
Saat depresi Anda bisa melakukan apapun termasuk hal ekstrem yang berbahaya. Mungkin sebelumnya Anda tidak pernah terpikir untuk merokok, minum minuman beralkohol atau mencoba obat-obatan. Tetapi, ketika Anda butuh pelarian, bisa muncul pikiran untuk melakukannnya. Untuk itu, cari teman yang bisa menuntun Anda melakukan pelampiasan kekesalan dengan cara lebih baik.
3. Meredam emosi
Anda bisa saja bilang perasaan sakit hati sudah mereda pada orang-orang di sekeliling Anda. Tetapi, tentunya tak semudah itu. Katakan saja perasaan Anda dan jangan berusaha menutupinya. Hal itu akan membuat perasaan lebih lega dan Anda akan mendapat motivasi dari mereka. Ingatlah dukungan dari teman-teman Anda adalah 'obat' yang sangat efektif saat putus cinta.
4. Melihat profil mantan di situs jejaring sosial
Mencari-cari informasi tentang mantan di akun jejaring sosial miliknya hanya akan membuat Anda makin depresi. Akan sulit untuk mengatasi perasaan sakit hati jika Anda masih terus mencari tahu informasi tentang dia. Hal itu hanya akan membuat Anda makin lama 'sembuh'.

Inilah 10 Kerugian Akibat Kurang Tidur

0 comments
JAKARTA, KOMPAS,com - Anda pernah merasa uring-uringan dan pusing? Mungkin saja hal itu akibat kurang tidur. Jangan pernah anggap remeh keadaan ini! Kurang tidur dapat memengaruhi kehidupan seksual, daya ingat, kesehatan, penampilan, dan bahkan membuat tubuh Anda 'melar'.

Berikut ini 10 hal mengejutkan yang terjadi akibat kurang tidur:

1. Kecelakaan Kurang tidur adalah salah satu faktor bencana terbesar dalam sejarah selain kecelakaan nuklir di Three Mile Island tahun 1979, tumpahan minyak terbesar Exxon Valdez, krisis nuklir di Chernobyl 1986, dan lain-lain.

Terdengar berlebihan, tapi Anda harus sadari kurang tidur juga berdampak pada keselamatan Anda setiap hari di jalan. Mengantuk dapat memperlambat waktu anda mengemudi setara ketika anda mabuk saat menyetir.

Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika memperkirakan bahwa kelelahan merupakan penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian terjadi selama setahun di AS. Di mana korbannya orang di bawah umur 25 tahun.

Studi yang sama menunjukkan, jika Anda kurang tidur atau memiliki kualitas tidur yang rendah dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera saat bekerja. Dalam sebuah penelitian, pekerja yang mengeluh mengantuk berlebihan di siang hari rentan terluka saat bekerja dan secara terus menerus mengalami kecelakaan yang sama saat berkerja.

2. Konsentrasi menurun Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat mempengaruhi banyak hal. Pertama, mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam "menguatkan" memori dalam pikiran. Jika Anda tidak cukup tidur, Anda tidak akan mampu mengingat apa yang Anda pelajari dan alami selama seharian.

3. Masalah kesehatan serius Gangguan tidur dan kurang tidur tahap kronis dapat membawa Anda pada risiko :

* Penyakit jantung * Serangan jantung * Gagal jantung * Detak jantung tidak teratur * Tekanan darah tinggi * Stroke * Diabetes

Menurut beberapa penelitian, 90 persen penderita insomnia- gangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur dan tetap terjaga sepanjang malam - juga mengalami risiko kesehatan serupa.

4. Gairah seks menurun Para ahli melaporkan, kurang tidur pada pria dan wanita menurunkan tingkat libido dan dorongan melakukan hubungan seksual. Hal ini dikarenakan energi terkuras, mengantuk, dan tensi yang meningkat.

Bagi pria yang mengidap sleep apnea- masalah pernapasan yang mengganggu saat tidur, menyebabkan gairah seksual melempem. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2002 menunjukkan, hampir semua orang yang menderita sleep apnea memiliki kadar testosteron yang rendah. Dan hampir setengah dari orang yang menderita sleep apnea parah memiliki tingkat testosteron yang rendah pada malam hari.

5. Menyebabkan depresi Dalam studi tahun 1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania melaporkan orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stres, marah, sedih, dan kelelahan mental. Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur dapat menyebabkan gejala depresi.

Gangguan tidur yang paling umum, yaitu insomnia yang memiliki kaitan kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 melibatkan 10.000 orang, terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan depresi. Bahkan, insomnia sering menjadi salah satu gejala pertama depresi.

Insomnia dan tidak nafsu makan akibat depresi saling berhubungan. Kurang tidur memperparah gejala depresi dan depresi membuat anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi.

6. Memengaruhi kesehatan kulit Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa malam kurang tidur. Keadaaan tersebut benar karena kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus pada wajah dan lingkaran hitam di bawah mata.

Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak hormon stres atau kortisol. Dalam jumlah yang berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit, atau protein yang membuat kulit tetap halus dan elastis.

Kurang tidur juga dapat menyebabkan tubuh lebih sedikit mengeluarkan hormon pertumbuhan. Ketika kita masih muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong pertumbuhan. Dalam hal ini membantu meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang.

"Ini terjadi saat tubuh sedang tidur nyenyak- yang kami sebut tidur gelombang lambat (SWS) - hormon pertumbuhan dilepaskan," kata Phil Gehrman, PhD, CBSM, Asisten Profesor Psikiatri dan Direktur Klinis dari Program Behavioral Sleep Medicine Universitas Pennsylvania, Philadelphia.

7. Pelupa Tidak ingin lupa dengan kenangan terbaik dalam hidup Anda? Cobalah perbanyak tidur. Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang disebut "“sharp wave ripples” bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur.

8. Tubuh jadi melar Jika Anda mengabaikan efek kurang tidur, bersiaplah dengan ancaman kelebihan berat badan. Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan, dan kemungkinan bisa menjadi obesitas. Menurut sebuah studi tahun 2004, orang-orang yang tidur kurang dari enam jam sehari, hampir 30 persen cenderung menjadi lebih gemuk daripada mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari.

Penelitian terakhir terfokus pada hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur nafsu makan. Ghrelin merangsang rasa lapar dan leptin memberi sinyal kenyang ke otak dan merangsang nafsu makan. Waktu tidur singkat dikaitkan dengan penurunan leptin dan peningkatan dalam ghrelin.

Kurang tidur tak hanya merangsang nafsu makan. Hal ini juga merangsang hasrat menyantap makanan berlemak dan makanan tinggi karbohidrat. Riset yang tengah berlangsung meneliti apakah tidur yang layak harus menjadi bagian standar dari program penurunan berat badan.

9. Meningkatkan risiko kematian Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukkan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor. Bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.

10. Merusak penilaian terutama tentang tidur Kurang tidur dapat memengaruhi penafsiran tentang peristiwa. Keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi secara akurat dan bijaksana. Anda yang kurang tidur sangat rentan terhadap penilaian buruk ketika sampai pada saat menilai apa yang kurang terhadap sesuatu.

Dalam dunia yang serba cepat saat ini, kebiasaan tidur menjadi semacam lencana kehormatan. Spesialis mengenai tidur mengatakan, Anda salah jika berpikir Anda baik-baik saja meski kurang tidur karena di mana pun Anda bekerja pada profesi apa pun, akan menjadi masalah besar bila Anda tidak dapat menilai sesuatu dengan baik.

"Studi menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu, orang-orang yang tidur selama 6 jam, bukannya 7 atau 8 jam sehari, mulai merasa bahwa mereka telah beradaptasi dengan keadaan kurang tidur. Mereka sudah terbiasa dengan hal itu," kata Gehrman.

"Tapi jika Anda melihat hasil tes kinerja dan kewaspadaan mental, nilai mereka terus memburuk. Hal itu menjelaskan bagaiamana kurang tidur menganggu aktivitas kita sehari-hari."

Ibu Termuda, Melahirkan di Usia 5 Tahun

0 comments
Dr Geraldo Lozada, Lina Medina & Gerardo (oddee.com)

VIVAnews - Mendengar seorang bocah usia lima tahun mengandung rasanya mustahil. Tapi kasus itu nyata menimpa seorang anak asal Peru bernama Lina Medina.

Peristiwa terjadi pada awal tahun 1939. Kala itu, Lina yang tinggal di kaki bukit Andes terpaksa dibawa ke rumah sakit karena bagian perut dan payudara terus membesar di usianya yang masih lima tahun.

Dr Geraldo Lozada, yang melakukan penanganan, awalnya mengira Lina menderita tumor. Namun, pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya janin yang tumbuh di perut bocah kelahiran 27 September 1933 itu. Usia janin sudah delapan bulan.

Satu setengah bulan kemudian tepatnya pada 14 Mei 1939, Lina melahirkan bayinya melalui operasi caecar di sebuah rumah sakit di Lima, Peru. Persalinan berjalan lancar. Lina melahirkan bayi laki-laki seberat 2,7 kilogram bernama Gerardo.

Seperti penuturan Dr Edmundo Escomel kepada La Presse Medicale, Lina menderita gangguan hormonal. Ia mengalami pubertas yang ditandai dengan menstruasi sejak usia delapan bulan. Pada usia empat tahun, payudaranya pun sudah tumbuh layaknya gadis remaja.

Tidak dijelaskan siapa yang menghamili Lina. Ayahnya sempat ditahan karena atas tuduhan pemerkosaan. Namun, akhirnya dibebaskan karena kurang alat bukti. Sementara Gerardo baru mengenai kisahnya saat usia 10 tahun. Sebelumnya, Gerardo mengenal Lina sebagai kakaknya.

Lina dan Gerardo tumbuh normal. Lina kemudian menikah dan memiliki dua anak lagi. Sedangkan Gerardo meninggal di usia 40 tahun akibat penyakit sumsum tulang.

Seperti dikutip Time, kasus kehamilan di usia anak memang langka. Namun, pada November 1957 kasus serupa juga terjadi di negara yang sama. Seorang bocah berusia sembilan tahun, Hilda Trujillo, melahirkan bayinya melalui proses normal di Lima Maternity Hospital. Hilda hamil setelah diperkosa ayahnya.